
Hanjuang Merah, Tanaman Hias Cantik dan Berkhasiat Obat
Hanjuang merah (Cordyline fruticosa) adalah tanaman tropis yang banyak ditemukan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Dengan daun berwarna merah keunguan yang mencolok, tanaman ini sering digunakan sebagai penghias pekarangan atau taman. Namun, lebih dari sekadar tanaman hias, hanjuang merah juga memiliki segudang manfaat kesehatan yang telah dibuktikan secara ilmiah. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa tanaman ini mengandung senyawa bioaktif yang bermanfaat, seperti alkaloid, fenolat, tannin, flavonoid, saponin, steroid, polifenol, dan polisakarida.
Senyawa-senyawa ini berkontribusi pada berbagai khasiat obat, mulai dari meredakan diare, wasir, dan sakit kepala hingga membantu menurunkan kadar kolesterol serta mengobati luka dan memar. Khasiat ini menjadikan hanjuang merah sebagai salah satu tanaman obat tradisional yang patut dilestarikan. Masyarakat telah lama memanfaatkan hanjuang merah sebagai obat alami untuk berbagai gangguan kesehatan. Daunnya dapat digunakan sebagai obat diare dan gangguan pencernaan karena kandungan flavonoid dan tannin yang berfungsi sebagai antidiare alami.
Selain itu, tanaman ini juga efektif meredakan wasir dan pembengkakan akibat memar berkat sifat antiinflamasi yang dimilikinya. Air rebusan daun hanjuang merah sering digunakan untuk membasuh luka agar cepat kering dan sembuh, serta dapat dikompreskan pada bagian tubuh yang bengkak untuk mengurangi peradangan.
Manfaat lain yang cukup populer adalah kemampuannya dalam menurunkan kadar kolesterol berkat kandungan saponin, yang bekerja dengan cara menghambat penyerapan kolesterol dalam tubuh. Selain itu, minuman herbal dari rebusan daun hanjuang merah juga dipercaya mampu meredakan sakit kepala dan pegalpegal akibat aktivitas berat.
Secara morfologi, hanjuang merah memiliki daun dengan ujung dan pangkal yang runcing, permukaan halus, serta tepi yang sedikit ber ombak. Salah satu keunikan tanaman ini adalah perubahan warna daunnya tergantung pada intensitas cahaya yang diterima. Saat terkena sinar matahari langsung, daunnya tampak merah cerah, sedangkan dalam kondisi teduh warnanya cenderung ungu gelap atau merah hati. Batangnya memiliki pola pertumbuhan monopodial, yaitu tumbuh dengan batang tunggal yang terus memanjang ke atas, sedangkan akarnya berbentuk serabut.
Perbanyakan hanjuang merah umumnya dilakukan dengan metode setek batang, di mana batang tanaman dipotong dan ditanam kembali di media tanah yang subur. Hanjuang merah dapat dikonsumsi sebagai minuman herbal maupun digunakan sebagai obat luar untuk mengatasi luka dan peradangan. Untuk membuat minuman herbal, daun hanjuang merah direbus hingga mendidih, lalu airnya disaring dan dapat ditambahkan madu sebagai pemanis alami.
Minuman ini dapat dikonsumsi secara rutin untuk menjaga daya tahan tubuh dan meningkatkan kesehatan. Sementara itu, untuk pemakaian luar, air rebusan daun hanjuang merah dapat digunakan sebagai obat cuci luka atau dikompreskan langsung pada area yang mengalami pembengkakan. Bagi yang ingin mengenal lebih jauh tentang hanjuang merah serta berbagai tanaman obat lainnya, IP2SIP Laing Solok BPSI TROA menjadi salah satu tempat yang patut dikunjungi.
Di tempat ini, hanjuang merah dibudidayakan bersama dengan berbagai tanaman herbal lainnya, menjadikannya sumber belajar yang menarik bagi para peneliti, mahasiswa, hingga masyarakat umum yang ingin mengetahui lebih dalam tentang pengobatan herbal berbasis tanaman.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya tanaman obat, hanjuang merah diharapkan dapat terus dibudidayakan dan dimanfaatkan secara optimal. Selain memberikan manfaat bagi kesehatan, tanaman ini juga berkontribusi dalam pelestarian biodiversitas tanaman obat di Indonesia. Jadi, jika tertarik melihat langsung koleksi tanaman hanjuang merah, jangan ragu untuk datang ke IP2SIP Laing Solok.